B. Indonesia

Pertanyaan

tuliskan sebuah cerpen

1 Jawaban

  • PENYESALAN

    Tinggal seorang lelaki tua yang rentah tak berdaya di sebuah rumah kecil di tengah hutan tak berpenghuni, hanya binatang-binatang buaslah yang tinggal di sana. Hidup seorang diri di hutang yang sunyi sepi tanpa suara bising yang tidak ia sukai, itulah pilihannya untuk menyendiri ditengah hutan yang jauh dari keluarga dan bahkan jauh dari pemukiman warga setempat. Ia lebih memilih untuk hidup di tengah hutan bersama binatang-binatang buas dan binatang-binatang yang lainnya dari pada dia hidup bersama keluarganya tetapi setiap hari selalu ada masalah, masalah dan masalah, tetangganya pun begitu, orang-orang di desanya selalu membawa masalah yang masalah itu semakin dibesar-besarkan.

                Suatu pagi yang cerah dengan hembusan-hembusan angin yang menyapu dedaunan kering di tengah hutan dengan bertemankan kicauan-kicauan burung yang bersahut-sahutan. Duduk bersantai di halaman belakang rumah sangatlah nyaman dengan berteman secangkir kopi dan juga beralaskan Koran pagi bertahun-tahun yang lalu. Rindangnya pohon-pohon hutan menjadikannya sejuk, dan tak ada satu pun pohon tanpa daun disana.

                Lelaki tua itu bernama Pak Rama, beliau adalah salah seorang tuna netra karena kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Hari-harinya hanya kegelapan yang ia ketahui, tak ada setitik inar pun di pandangannya, cerahnya pagi bagaikan malam pekat baginya. Hidup sendirian dihutan tanpa satu orang pun kecuali dirinya, tak ada seseorang yang menemani dirinya, terkadang anak bungsunya yang bernama Rini datang menjenguknya bersama saudaranya yang lain. Pak Rama berasal dari keluarga yang kurang, oleh karena itu belian tak mempunyai tongkat, atau alat apapun untuk membantunya berjalan, beliau hanya bisa meraba dan meraba untuk mencari apa yang ia butuhkan.

                Suatu ketika beliau tengah kelelahan setelah mengumpulkan kayu bakar, beliau berniat untuk mengambil secangkir air dari dapurnya yang kotor itu, belum sempat mengambil secangkir air tersebut beliau merasa kesakitan dan akhirnya beliau tersungkur jatuh di atas lantainya yang berdebu itu. Sudah berhari-hari beliau tak sadarkan diri, tak ada seorang pun yang mengetahui keadaannya saat ini. Lemah tak berdaya, itulah dia. Untuk berdiri darinya saja beliau sudah tak mampu. Sesaat dia mencoba bangkit, beliau mendengar suara ngauman singa dan suara itu terdengar semakin dekat dan jelas. Tak lama kemudian datang seekor singa yang tengah mengaum kelaparan, karena Pak Rama tidak bisa melihat singa itu beliau hanya mengandalkan pendengarannya saja, beliau mencoba untuk bangkit dan menghindar dari singa tersebut, akan tetapi heliau sudah tua dan tak berdaya untuk menghindar darinya.

                Ketika Pak Rama tengah lengah singa itu mencoba untuk menerkamnya dan tak lama kemudian singa itu berhasil melakukannya. Dilahapnya Pak Rama oleh singa yang tengah kelaparan itu. Kini Pak Rama sudah mati di terkaman singa itu tinggallah darah dan tulang-tulang yang berceceran di lantai rumahnya.

                Beberapa hari kemudian, Rini bersama saudaranya menjenguk bapaknya.

    Rini      : “Assalamu’alaikum” (sambil mengetuk pintu)
    Rini      : “Assalamu’alaikum pak ”

    Sudah berulang kali Rini mengucapkan salam dan mengetuk pintu akan tetapi tak ada jawaban dari bapaknya, akhirnya Rini dan saudaranya bersepakat untuk langsung masuk ke rumah tersebut. Rini mulai memanggil dan mencari bapaknya, tiba sampai di dapur Rini berteriak terkejut setelah melihat darah dan tulang-tulang yang berceceran di lantai dan juga ia melihat jejak kaki seekor singa, ia mencoba untuk mencari bapaknya ke ruangan yang lainnya untuk memastikan bahwa itu bukanlah darah dan tulang-tulang bapaknya. Akan tetapi ternyata itu memang darah dan tulang-tulang ayahnya yang telah termakan oleh seekor singa.

    Kini Rini dan saudara-saudaranya menyesal telah menyia-nyiakan bapaknya, mereka menyesal telah memperbolehkan bapaknya tinggal di tengah hutan sendirian, mereka menyesal karena tidak bisa merawat bapaknya dengan baik dan kini hanyalah penyesalan belaka, mereka tidak bisa memutar waktu kembali, semuaya telah terjadi dan tinggallah sebuah penyesalan saja.







Pertanyaan Lainnya