Unsur Unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen alun alun suryakencana
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban diahviolin
Kelas: IX
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Materi: Unsur Cerita Pendek
Kata Kunci: “Alun Alun Suryakencana”
Pembahasan:Cerpen “Alun Alun Suryakencana” adalah satu karya tulisan F. Rahardi.
Unsur Intrinsik Cerpen “Alun Alun Suryakencana” ini adalah:
1. Tema: Cerpen ini bertema tentang pertentangan antara keinginan pengusaha dan penguasa untuk mengadakan acar besar di tengah alam, serta pertentangannya karena lokasi tersebut merupakan Taman Nasional yang dilindungi.
2. Tokoh dan Penokohan:
Pengusaha: sombong, ingin mengadakan acara yang besar untuk resepsi pernikahan anaknya
Menteri kehutanan: egois, korup dan ingin menyenangkan pengusaha
Wartawan: ingin tahu dan berpikir kritis serta tidak mudah terlena kata-kata Menteri Kehutanan
Aktivis lingkungan, Seniman: cinta lingkungan dan menolah penggunaan Taman nasional untuk resepsi
3. Alur (Plot):
Alur cerita ini adalah maju, namun dengan flashback atau kilas balik yang menceritakan tentang persiapan resepsi dan tanggapan terhadap rencana resepsi ini dari para aktivis dan wartawan.
4. Setting (Latar):
Sebagai mana judulnya, cerpen ini berlatar tempat di Alun-alun Suryakencana di Taman Nasional Gede Pangrango, serta di ibukota Jakarta, terutama saat cerpen bercerita tentang perencanaan dan tanggapan terhadap resepsi pernikahan yang diadakan di Taman Nasional ini.
Sementara latar waktunya adalah pada persiapan serta acara resepsi pernikahan yang diselenggarakan seorang pengusaha (disebut dengan “Boss besar” dalam cerpen ini).
5. Sudut Pandang:
Sudut pandang cerpen ini adalah sudut pandang pihak ketiga, atau pengamat yang serba tahu.
6. Gaya bahasa:
Gaya bahasa untuk narasi adalah bahasa formal atau resmi. namun untuk kutipan menggunakan gaya bahasa non-formal. Misalnya daolam kalimat kutipan:
“Mereka harus kita sikat. Minggu depan kita harus menggelar demo. Menteri-menteri bego itu harus kita beri pelajaran. Kita mesti menggelar happening art.”
7. Amanat
Amanat dari cerpen ini adalah kita tidak boleh menafaatkan alam, apalagi wilayah Taman Nasional yang dilindungi, untuk memenuhi keegoisan dan keinginan pamer kita. Cerpen ini juga beramanat bahwa pejabat tidak boleh bersifat korup dengan menerima suap untuk melanggar peraturan seperti peraturan perlindungan ini.